🌏 Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024...

PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia

KAI Pimpin KonsorsiumProyek Kereta Cepat

             



Jakarta, satgasnas - PT Kereta Api Indonesia (Persero) resmi menjadi pemimpin (lead) konsorsium proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bernama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).


Sedang anggota konsorsium ini terdiri dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) atau PTPN VII.


Penetapan PT Kereta Api Indonesia itu tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Perpres Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung.


Sebelumnya, Wijaya Karya menjadi pemegang saham terbesar di konsorsium proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.


Dalam hal ini, pemerintah melalui Perpres yang sama juga membentuk Komite Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.


Anggota komite terdiri dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.


Awalnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang ditunjuk untuk mengoordinasikan percepatan pelaksanaan penyelenggaraan prasarana dan sarana kereta cepat Jakarta-Bandung.


Atas perubahan ini, konsorsium wajib menyampaikan laporan kepada Luhut secara berkala mengenai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.


Perubahan lain dari Perpres No. 93 berisikan,  pemerintah akan menganggarkan dana untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).


Pembiayaan ini dilakukan dengan penyertaan modal negara (PMN) kepada pimpinan konsorsium, dan penjaminan kewajiban pimpinan konsorsium.


Sedang pendanaan sebelumnya untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung hanya berasal dari penerbitan obligasi oleh konsorsium BUMN dan perusahaan patungan dari lembaga keuangan.


Konsorsium BUMN bernama PSBI memiliki 60 persen saham di operator proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Sisanya 40 persen saham KCIC digenggam oleh Beijing Yawan HSR Co.Ltd.


Sedangkan Direktur Keuangan & Manajemen Risiko KAI Salusra Wijaya menyatakan, bahwa kebutuhan investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak dari US$6,07 miliar atau sekitar Rp86,67 triliun (kurs Rp14.280 per dolar AS) menjadi US$8 miliar atau setara Rp114,24 triliun.


Estimasi ini sedikit turun dari perkiraan awal mencapai US$8,6 miliar atau Rp122,8 triliun. Sebab, estimasi peningkatan biaya proyek tidak setinggi sebelumnya karena perusahaan melakukan efisiensi, seperti memangkas biaya, pembangunan stasiun dan lainnya.


Namun kebutuhan investasi proyek akan meningkat karena Indonesia belum menyetor modal awal senilai Rp4,3 triliun. 


____________________

    Reporter: Dosi Bre' •Editor: Red


Translate news

Powered by Google TranslateTranslate
Powered by Google TranslateTranslate


Total Investasi di Jateng  Capai Rp.38,19 Triliun 

HUKUM| Mafia Tanah

Tidak Boleh Kalah dengan Mafia Tanah Kata Sofyan Djalil


Ramainya berita Kasus sengketa PT Salve Veritate,  Menteri ATR/Kepala BPN, Sofyan A. Djalil tak tinggal diam dan resmi menindak tegas serta memecat beberapa oknum yang terdiri dari jajaran internal secara tidak hormat atas keterlibatannya pada kasus sengketa PT Salve Veritate...




Terpopuler

|

Follow:

Facebook  Twitter  Instagram  Youtube     


  SatgasnasNews
     satgasnas.com 

KODE ETIK: Sesuai UU Pokok Pers No.40.Th.1999.Ps.18 - ayat 1 tentang Ps.4 ayat (2-3).Setiap orang yang menghalangi kegiatan keJurnalistikan, dipidana 2 tahun/ denda Rp.500.000.000,- ◾ Wartawan SatgasnasNews dibekali ID Pers dan SK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar